Dalam pertemuan dengan orang tua/ wali siswa kelas IX SMP dan XII SMA hadir pula seorang lulusan IKIP yang menempuh karier di dunia industri Batam. Beliau adalah Bapak Wayan Catra Yasa, seorang putra desa berhawa dingin, Luwus, Tabanan. Beliau bekerja di Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), juga mendirikan bimbingan belajar di Yogyakarta dan di Batam.
Dalam pengarahan spontannya diberi judul : Sepotong Pengalaman. Memberikan apresiasi pertanyaan dari orang tua siswa yang menanyakan dimana posisi anaknya. Menurut pak Catra, orang tua tersebut tidak boleh sepenuhnya menyerahkan nasib anaknya disekolah. Bagaimanapun waktu terbanyak anak tetap di keluarga, sehingga jika anaknya gagal tidak boleh menuntut ke sekolah.
Walau demikian, sekolah juga tidak boleh melepaskan tanggung jawab begitu saja. Dalam pendidikan kita harus mengetahui karakter anak menurut usianyan. Contohnya anak pada usia 1 hari sampai 6 tahun, anak itu adalah dewa/Tuhan. Kita harus menghamba pada anak pada usia tersebut. Anak usia 7 tahun sampai 14 tahun adalah budak kita. Bagaimana kita bisa memperlakukan budak yang "able, unable, welling dan unwelling". Terus anak umur 15 sampai 25 tahun adalah teman kita.
Kita harus mengerti itu sebelum bisa menyentuh dengan aspek-aspek pendidikan. Kapan dia bisa disentuh aspek kognitisnya, kapan aspek apektifnya dan kapan aspek psikomotornya.
Technorati Tags: catra, dwijendra, lapan, bali, un, 2013Dalam pengarahan spontannya diberi judul : Sepotong Pengalaman. Memberikan apresiasi pertanyaan dari orang tua siswa yang menanyakan dimana posisi anaknya. Menurut pak Catra, orang tua tersebut tidak boleh sepenuhnya menyerahkan nasib anaknya disekolah. Bagaimanapun waktu terbanyak anak tetap di keluarga, sehingga jika anaknya gagal tidak boleh menuntut ke sekolah.
Walau demikian, sekolah juga tidak boleh melepaskan tanggung jawab begitu saja. Dalam pendidikan kita harus mengetahui karakter anak menurut usianyan. Contohnya anak pada usia 1 hari sampai 6 tahun, anak itu adalah dewa/Tuhan. Kita harus menghamba pada anak pada usia tersebut. Anak usia 7 tahun sampai 14 tahun adalah budak kita. Bagaimana kita bisa memperlakukan budak yang "able, unable, welling dan unwelling". Terus anak umur 15 sampai 25 tahun adalah teman kita.
Kita harus mengerti itu sebelum bisa menyentuh dengan aspek-aspek pendidikan. Kapan dia bisa disentuh aspek kognitisnya, kapan aspek apektifnya dan kapan aspek psikomotornya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar